{"id":2125,"date":"2021-09-30T12:38:54","date_gmt":"2021-09-30T05:38:54","guid":{"rendered":"https:\/\/samandanews.com\/?p=2125"},"modified":"2021-09-30T12:45:50","modified_gmt":"2021-09-30T05:45:50","slug":"beda-akun-sosial-media-beda-karakter","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/samandanews.com\/2021\/09\/30\/beda-akun-sosial-media-beda-karakter\/","title":{"rendered":"Beda Akun Sosial Media Beda Karakter?"},"content":{"rendered":"\n
Sosial media yang mayoritas penggunanya paling banyak adalah Instagram<\/em>. Instagram<\/em> sudah menjadi media yang tidak dapat dilepaskan dari dunia sosial kita. Tak jarang kita sering mendengar<\/p>\n\n\n\n \u201cInstagram<\/em> kamu apa?\u201d<\/p>\n\n\n\n \u201cJangan lupa repost<\/em> yaa!\u201d<\/p>\n\n\n\n \u201cFeeds<\/em> kamu estetik banget!\u201d<\/p>\n\n\n\n \u201cPost twibbon<\/em> ini yuk!\u201d<\/p>\n\n\n\n Secara tidak langsung hal tersebut sudah menjadi standar tersendiri untuk diri kita berekspresi. Ngepost<\/em> harus estetik, feeds<\/em> harus rapih, dan hal lainnya dibuat agar terlihat estetik, Instagrammable<\/em>, dan tidak ada komentar negatif dari para followers<\/em> ataupun orang lain.<\/p>\n\n\n\n Dari ciri \u2013 ciri di atas, kita dapat mengatakan hal tersebut menuntuk penggunanya untuk terlihat sempurna. Tetapi, tentu tidak sedikit dari kita yang mampu untuk mengikuti standar tersebut.<\/p>\n\n\n\n Tidak jarang teman \u2013 teman di sekitar kita memiliki lebih dari satu akun sosial media. Ada first account<\/em> untuk menjadi akun utama untuk mutualan<\/em> dengan orang lain dan ada second account<\/em> bahkan third account<\/em> untuk menunjukkan jati dirinya dan membagikan memori tanpa halangan.<\/p>\n\n\n\n Banyak alasan untuk orang \u2013 orang membuat second account<\/em> ini yang salah satunya adalah kebebasan. Second account<\/em> biasanya berisi postingan random<\/em>, curhatan, candaan dan lainnya. Pengguna second account<\/em> sendiri lebih jarang merasa khawatir terhadap postingannya<\/em> karena biasanya si pengguna lebih sering mem-private<\/em> akunnya dan hanya mengkonfirmasi orang \u2013 orang yang dekat dengan dirinya.<\/p>\n\n\n\n Fenomena main account <\/em>dan second account <\/em>ini sesuai dengan Teori Dramaturgi oleh Erving Goffman, seorang sosiolog ternama. Dalam Teori Dramaturgi, interaksi sosial diibaratkan menjadi sebuah panggung pentas dengan serentetan drama. Panggung dibagi menjadi dua, front stage <\/em>dan back stage<\/em>. Front stage <\/em>adalah tempat drama ditampilkan sedangkan back stage <\/em>adalah posisi yang tidak terlihat oleh penonton.<\/p>\n\n\n\n Salah nggak sih kalo punya second account<\/em>?<\/p>\n\n\n\n Sebenarnya tidak salah, selama digunakan untuk tujuan yang positif. Jangan gunakan second account <\/em>untuk berkomentar yang buruk, menyebarkan hoax<\/em>, dan menyebarkan konten yang tidak pantas. Apalagi kejahatan di dunia maya saat ini memiliki undang \u2013 undang tersendiri yaitu UU ITE.<\/p>\n\n\n\n